BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ilmu
kimia analitik adalah ilmu yang mendasari analisa bahan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dalam metode analitik modern, kedua hal ini penting karena
perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan. Analisis kualitatif merupakan
salah satu metode analitik untuk mencari dan mengidentifikasi unsur
radikal, ion maupun senyawa dalam suatu zat atau campuran zat yang tidak
diketahui.
Dalam
bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan
obat atau bahan bantu tidak begitu banyak dilakukan. Namun yang banyak
dilakukan adalah identifikasi anion atau ion yang merupakan bagian bahan obat,
bahan baku, bahan bantu, dan sediaan obat atau analisis anion ini jika berada
sebagai pencemar. Unsur-unsur yang penting dalam bidang farmasi diantaranya zat
arang, zat asam, belerang, dan besi.
Identifikasi
sampel untuk anion, penting untuk dilakukan. Misalnya untuk mendeteksi logam
berat yang mungkin membahayakan tubuh. Adapun reaksi identifikasi adalah cara
untuk mengenal (menunjukkan) ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan
dengan menggunakan pereaksi-pereaksi terbatas.
I.2. Maksud dan Tujuan
Percobaan
1.2.1. Maksud Percobaan
Mengetahui
berbagai cara untuk menentukan golongan, mengidentifikasikan anion dari
beberapa sampel.
1.2.2. Tujuan Percobaan
Untuk
mengetahui dan memahami penentuan golongan anion berdasarkan reaksi dengan AgNO3
dan Ba(NO3)2, serta pengidentifikasiannya berdasarkan
perekasi spesifiknya masing-masing.
I.3. Prinsip Percobaan
§ Anion golongan I
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan putih atau kuning dan tidak larut
dalam HNO3 encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan
HNO3 encer tidak terjadi reaksi, maka ion-ion golongan ini adalah
klorida, bromida, iodida, dan tiosianat.
§ Anion golongan II
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan hitam dan tidak larut dalam HNO3
encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3
encer tidak terjadi reaksi, maka ion golongan ini adalah sulfur.
§ Anion golongan III
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO3
encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3
encer tidak terjadi reaksi, maka ion-ion golongan ini adalah nitrit dan asetat.
§ Anion golongan IV
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO3
encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3
encer terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO3 encer, maka ion-ion golongan ini adalah sulfit,
karbonat, bikarbonat, dan oksalat.
§ Anion golongan V
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan putih-hitam dan tidak larut dalam
HNO3 encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan
HNO3 encer terbentuk endapan putih dan larut dalam HNO3
encer, maka ion golongan ini adalah tiosulfat.
§ Anion golongan VI
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer terbentuk endapan berwarna dan larut dalam HNO3
encer, serta pada penambahan Ba(NO3)2 dan HNO3
encer terbentuk endapan putih-berwarna dan larut dalam HNO3 encer, maka
ion-ion golongan ini adalah kromat, posfat, dan arsenat.
§ Anion golongan VII
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan Ba(NO3)2
dan HNO3 encer terbentuk endapan putih dan tidak larut dalam
HNO3 encer, maka ion golongan ini adalah sulfat.
§ Anion golongan VII
Mengidentifikasi
dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa,
dan kelarutan. Setelah itu larutan ditambahkan AgNO3 dan endapannya
ditambahkan HNO3 encer.
Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan Ba(NO3)2 dan
endapannya ditambahkan HNO3 encer. Jika pada penambahan AgNO3
dan HNO3 encer tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan Ba(NO3)2
dan HNO3 encer juga
tidak terjadi reaksi, maka ion-ion golongan ini adalah nitrat dan
permanganat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidak sistematik seperti
metode yang dalam mendeteksi kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan
suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion
yang umum ke dalam golongan-golongan utama, dan pemisahan yang berikutnya yang
tanpa dapat diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi
anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun kita harus
sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion ke dalam
golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, atau
bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk
memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan
hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi, ternyata telah berjalan dengan baik
dalam praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termasuk dalam lebih dari satu sub-golongan,lagi pula tak mempunyai dasar
teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A)
proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada
reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas A dibagi lagi ke dalam sub-klas (i) gas-gas
dilepaskan dengan asam-asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan
dengan asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam sub-klas (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
II.2. Uraian
bahan
1. NH4NO3 (Amonium
nitrat) (FI 3: 644)
Nama
resmi : Amonium nitras
Nama lain :
NH4NO3
RM/BM :
NH4NO3/80,0
Kelarutan :
Mudah larut dalam air
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Penyimpanan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai sampel
2. AgNO3 (Perak
nitrat) (FI 3: 97)
Nama resmi :
Argentii nitras
Nama lain :
Perak nitrat
RM/BM :
AgNO3/169,87
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, larut dalam
alkohol (95%) P.
Pemerian :
Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih,
tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum ekstern, kaostikum
Kegunaan : Sebagai sampel
3. KNO3 (Kalium
nitrat) (FI 3: 691)
Nama resmi : Kalium nitras
Nama lain :
Kalium nitrat
RM/BM
: KNO3/ 101,11
Kelarutan :
Larut dalam 3,3 bagian air
Pemerian :
Hablur tidak berwarna atau serbuk halus
putih, tidak berbau, rasa dingin dan
cair.
Penyimpanan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai sampel
4. BaSO4 (Barium
sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi :
Barii sulfas
Nama lain :
Barium sulfat
RM/BM :
BaSO4//233,40
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam dan
dalam
larutan alkali.
Pemerian : Serbuk halus, bebas,
butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak
berasa.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : Diagnostikum
Kegunaan : Sebagai sampel
5. FeSO4 (Besi (II) Sulfat) (FI 3: 254)
Nama resmi
: Ferrosi sulfat
Nama lain :
Besi(II) sulfat
RM/BM :
FeSO4 /151,90
Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir
sempurna dalam
air bebas CO2 P.
Pemerian :
Serbuk,putih keabuan ,rasa logam,sepat.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat :
Anemia defesiensi besi.
Kegunaan :
Sebagai sampel
6. BaSO4 ( Barium sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi : Barii sulfas
Nama
lain : Barium sulfat
RM/BM : BaSO4 /
233,40
Kelarutan : Praktis tidak
larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam, dan
larutan
alkali.
Pemerian : Serbuk halus,
bebas butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak
berasa.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : Diagnostikum
Kegunaan :
Sebagai sampel
7. CuSO4( Tembaga (II)
sulfat) (FI 3:
731)
Nama resmi : -
Nama
lain : Tembaga (II) sulfat
RM/BM : CuSO4 / 159,60
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam
3 bagian
gliserol P, sangat larut dalam
etanol (95%) P.
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak
berbau, rasa
dingin.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai sampel
8. KMnO4 (Kalium
permanganat) (FI 3: 330)
Nama resmi : Kalii Permanganas
Nama lain : Kalium
Permanganat
RM/BM : -
Kelarutan : Larut dalam 16
bagian air dan mudah larut
dalam air mendidih
Kadar : Tidak kurang dari
99% KMnO4 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur mengkilap,
ungu tua, atau hamper
hitam, tidak
berbau, rasa manis dan sepat.
Penyimpanan :
-
Khasiat :
-
Kegunaan :
Sebagai sampel
9. KCl (Kalium klorida) (FI 3:
329)
Nama resmi : Kalii chloridum
Nama lain : Kalium klorida
RM/BM : KCl/74,35
Kelarutan :
Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis
tidak larut dalam
etanol mutlak P dan dalam eter
P.
Pemeria : Hablur berbentuk kubus atau berbentuk
prisma, tidak berwarna, serbuk
butir putih,
tidak berbau, rasa asin, mantap di udara.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat :
Sumber ion kalium
Kegunaan :
Sebagai sampel
10.
Pb(SO4)2
Tembaga
(II) sulfat
(FI 3:
Nama resmi : -
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM/BM : CuSO4
/ 159,60
Kelarutan : Larut dalam 3
bagian air dan dalam 3 bagian
gliserol P,
sangat larut dalam etanol (95%) P.
Pemerian : Hablur, tidak berwarna,
tidak berbau, rasa
dingin.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat.
Khasiat :
-
Kegunaan :
Sebagai sampel
11.
CaCl2
(Kalsium klorida)
(FI 3: 120)
Nama resmi : Calcii chloridum
Nama lain : Kalsium klorida
RM/BM : CaCl2. 6H2O / 219,88
Kadar : Mengandung tidak kurang
dari 99,0%
MgSO4,
dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Kelarutan : Larut dalam 0,25
bagian air, mudah larut
dalam etanol (95%) P.
Pemerian : Hablur, tidak
berwarna, tidak berbau, rasa
agak pahit.
Penyimpanan :
-
Khasiat :
-
Kegunaan :
Sebagai sampel
II.3 Prosedur
kerja
Acuan Praktikum
Kimia Analisis Farmasi: 6
1.
Berdasarkan
sifat-sifat pereaksi
a.
Ion
pereduksi (Reducyng Agents)
2 ml larutan
ekstrak soda diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih,
kemudian ditambahkan 2-3 tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna KMnO4
pucat, menandakan adanya ion pereduksi, misalnya: sulfit, tiosianat, nitrit
sianida, tiosulfit, bromide, iodide, arsen, besi (II) sianida. Apabila
pemucatan atau hilangnya warna KMnO4 setelah diadakan pemanasan,
maka larutan mengandung oksalat, formiat, dan tartrat.
b.
Ion
pengoksidasi (Oksidacing Agents)
2
ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh MnCl2.
Apabila terbentuk warna hitam atau coklat menandakan adanya ion
pengoksidasi, misalnya nitrit, nitrat, klorat bromat, iodat, permanganat, dan
besi (II) sianida.
2.
Berdasarkan
terjadinya pengendapan
a.
Sedikit
larutan ekstrak soda diasamkan dengan HNO3 kemudian ditambahkan ke
larutan AgNO3 0,1 M.
b.
Sedikit
larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N, kemudian ditambahkan denagn
larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan putih berarti ada ion
sulfat.
c.
Sedikit
larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer, kemudian ditambahkan larutan
CaCl2 dan dipanaskan di atas penangas air. Apabila timbul endapan
putih menandakan adanya ion posfat, arsenat, oksalat, sitrat, dan tartrat.
3.
Penentuan
anion
a.
Karbonat
(CO3-)
Diperiksa melalui pendahuluan.
b.
Bikarbonat
(HCO3-)
Diperiksa
melalui pendahuluan
c.
Membedakan
ion CO3- dan HCO32-
Apabila
masing-masing ditambahkan MgSO4, maka dalam keadaan dingin karbonat
membentuk endapan dan nanti setelah dipanaskan barulah bikarbonat membentuk
endapan putih.
d.
Memisahkan
campuran CO3- dan HCO32-
Campuran
zat ditambahkan larutanCaCl2 berlebih dan terjadi endapan putih
karbonat. Endapan disaring melalui kertas saring, filtrate mengandung karbonat.
e.
Sulfat
(SO42-)
·
Diperiksa
seperti penggolongan anion berdasarkan reaksi pengendapan.
·
Larutan
ekstrak soda diasamkan dengan asam asetat lalu ditambahkan larutan Pb asetat
terbentuk endapan putih.
f.
Tiosulfat
(S2O32-)
·
Larutan
ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N lalu ditambahkan BaCl2
terbentuk endapan putih dari Ba tiosulfat
·
Larutan
ekstrak soda ditambahkan larutan ammonium molibdat di dalam suatu tabung reaksi
kemudian pada dinding lambung dialirkan pelan-pelan H2SO4
pekat akan terbentuk cincin berwarna biru di permukaan larutan.
g.
Sulfit
(SO3-)
Larutan
ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N kemudian ditambahkan larutan BaCl2
(Pb asetat) terbentuk endapan putih.
h.
Posfat
(PO43-)
·
Larutan
ekstrak soda ditambahkan atau diasamkan dengan HNO3 berlebih
kemudian ditambahkan ammonium molibdat lalu dipanaskan sedikit terbentuk
endapan kuning
·
Larutan
ekstrak soda ditambahkan Mg mixture terbentuk endapan putih
i.
Klorida
(Cl-)
·
Seperti
pada reaksi golongan dengan reaksi pengendapan. Endapan kuning yang terbentuk
tidak larut dalam NH4 karbonat.
·
Larutan
ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian ditambahkan serbuk difenilamin dan
2-3 tetes H2SO4 P, segera terbentuk warna biru.
j. Bromida (Br-)
·
Seperti
pada pereaksi penggolongan dan reaksi pengendapan, endapan kuning yang
terbentuk tidak larut dalam NH4- karbonat.
·
Larutan
ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian ditambahkan serbuk difenilamin dan
2-3 tetes H2SO4 pekat, segera terbentuk warna biru.
k. Tiosianat (CSN-)
·
Larutan
ekstrak soda ditambahkan dengan HCl 2 N, kemudian ditambahkan larutan Co(NO2)2
akan terbentuk warna merah daging.
·
Larutan
ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N kemudian ditambahkan larutan FeCl3
terbentuk warna merah daging.
l. Ferrosianida [Fe(CN)64-]
·
Setetes
larutan ekstrak soda ditambahkan setetes larutan FeCl3 (garam ferri)
terjadi endapan biru berlin.
·
Setetes
larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeSO4 (garam ferro) terjadi
endapan biru timbul.
m. Ferrisianida ([Fe(CN)63-]
·
Setetes
larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeSO4 terjadi endapan biru.
·
Setetes
larutan ekstrak soda ditambahkan larutan FeCl3 terjadi endapan
coklat.
BAB III
METODE
KERJA
III.1 Alat
dan Bahan
III.1.1 Alat
yang dibutuhkan
Baskom,
batang pengaduk, botol kecil, botol semprot, gegep kayu, kain putih, pipet
panjang, pipet pendek, pot sampel, rak tabung, sendok tabung, sikat tabung,
tabung reaksi, dan tissue roll.
III.1.2
Bahan yang dibutuhkan
AgNO3,
aquadest, amonium molibdat, Ba(NO3)2, HNO3,
kertas timbang.
III.2.
Cara kerja
·
Uji
Organoleptis
1.
Disiapkan
sampel yang akan diuji
2. Diamati warna dan bau
sampel
3.
Diuji
kelarutan sampel dengan melarutkannya dalam aquadest
4. Diamati bentuk sampel
5. Diuji sifat higroskopis sampel
dengan meletakkannya sedikit dalam wadah yang terbuka.
·
Uji
Golongan
1. Dibuat larutan stock sampel
dalam sebuah tabung reaksi.
2. Dari larutan stock, diambil
sekitar 1 mL untuk ditambahkan AgNO3 dan diamati apa yang terjadi.
Setelah itu, larutan ditambahkan lagi dengan HNO3 encer dan diamati
apa yang terjadi.
3. Dari larutan stock diambil
lagi sekitar 1 mL untuk ditambahkan Ba(NO3)2 dan diamati
apa yang terjadi. Setelah itu, larutan
ditambahkan lagi dengan HNO3 encer dan diamati apa yang terjadi.
4. Berdasarkan hasil
pengamatan maka ditentukan sampel termasuk dalam golongan berapa.
·
Uji
spesifik
1. Bahan sampel yang telah
diketahui golongannya dibuatkan pereaksi spesifik berdasarkan tabulasi.
2. Diamati reaksi yang terjadi
setelah menambah pereaksi spesifik untuk menentukan jenis anionnya.
BAB IV
DATA
IV.1 Uji
Organoleptis
No.
|
Sampel
|
Warna
|
Rasa
|
Bentuk
|
Bau
|
Kelarutan
|
1.
|
ISMA
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
2.
|
IQ
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
3.
|
MIRNA
|
Ungu
|
Kasar
|
Cair
|
Tidak Berbau
|
Larut
|
4.
|
VIANY
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak Berbau
|
Larut
|
5.
|
FRENGKY
|
Ungu
|
Kasar
|
Cair
|
Tidak berbau
|
Larut
|
6.
|
NURUL
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
7.
|
REZY
|
Hijau
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
8.
|
FADZ LINA
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
9.
|
IFA
|
Putih
|
Kasar
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
10.
|
DIENA
|
Kuning
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak Berbau
|
Larut
|
11.
|
ECAM
|
Kuning
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak Berbau
|
Larut
|
12.
|
WITA
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Berbau
|
Larut
|
13.
|
MIXTURA 07
|
Putih
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
14.
|
NELSON
|
Kuning
|
Kasar
|
Cair
|
Tidak berbau
|
Larut
|
15.
|
ARI
|
Putih
|
Halus
|
Serbuk
|
Tidak berbau
|
Larut
|
16.
|
JIHAN
|
Orange
|
Kasar
|
Kristal
|
Tidak berbau
|
Larut
|
IV.2 Uji
Golongan
No.
|
Sampel
|
AgNO3
|
+ HNO3
|
Ba(NO3)2
|
+ HNO3
|
Golongan
|
Anion
|
1.
|
ISMA
|
→
|
→
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
VII
|
SO42-
|
2.
|
IQ
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Cl-
|
3.
|
MIRNA
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Cl-
|
4.
|
VIANY
|
↓ Kuning pucat
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Br-
|
5.
|
FRENGKY
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Cl-
|
6.
|
NURUL
|
↓ Kuning pucat
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Br-
|
7.
|
REZY
|
→
|
→
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
VII
|
SO42-
|
8.
|
FADZ LINA
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Cl-
|
9.
|
IFA
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
I
|
Cl-
|
10.
|
DIENA
|
↓ Merah coklat
|
↓ Larut
|
↓ Putih
|
↓ Larut
|
VI
|
CrO42-
|
11.
|
ECAM
|
↓ Merah coklat
|
↓ Larut
|
↓ Putih
|
↓ Larut
|
VI
|
CrO42-
|
12.
|
WITA
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
→
|
→
|
V
|
S2O3-
|
13.
|
MIXTURA 07
|
↓ Putih
|
↓ Larut
|
→
|
→
|
III
|
CH3COO-
|
14.
|
NELSON
|
→
|
→
|
↓ Putih
|
↓ ≠ Larut
|
VIII
|
NO3-
|
15.
|
ARI
|
↓ Putih
|
↓ Larut
|
![]() |
![]() |
III
|
NO2-
|
16.
|
JIHAN
|
↓ Putih
|
↓ Larut
|
![]() |
![]() |
III
|
NO2-
|
Tabulasi Penentuan Golongan
Anion
Golongan
|
AgNO3
+
HNO3
|
Ba(NO3)2
+
HNO3
|
Anion
|
I
|
↓ Putih/kuning
≠ larut dalam HNO3
encer
|
→
|
Cl-,
Br-, I-, SCN-
|
II
|
↓ Hitam
≠ larut dalam HNO3
encer
|
→
|
S2-
|
III
|
↓ Putih
Larut dalam HNO3 encer
|
→
|
NO3-,
CH3COO-
|
IV
|
↓ Putih
Larut dalam HNO3 encer
|
↓ Putih
Larut dalam HNO3 encer
|
SO32-,
CO32-, HCO3-, C2042-
|
V
|
↓ Putih, hitam
Tidak larut dalam HNO3
encer
|
↓ Putih
Larut dalam HNO3 encer
|
S2O32-
|
VI
|
↓ Berwarna
Larut dalam HNO3 encer
|
↓ Putih berwarna
Larut dalam HNO3 encer
|
CrO42-,
PO42-, AsO42-
|
VII
|
→
|
↓ Putih
Tidak larut dalam HNO3
encer
|
SO42-
|
VIII
|
→
|
→
|
NO3-,
MnO4-
|
Pereaksi
|
Cl-
|
Br-
|
I-
|
SCN-
|
AgNo3
+NH4OH
|
Endapan putih
Larut
|
Kuning pucat
|
Kuning
|
Putih
Larut
|
PbSO4
+dipanaskan
|
Putih
Larut
|
Putih
Larut
|
Kuning
Larut
|
|
H2SO4 Pekat
|
Lakmus biru merah dengan asap putih
|
Larutan coklat merah
|
Ungu +CCl4 CHCl 2
Lapisan
|
Larutan kuning
|
Air khlor (Cl2)
+CCl4/CHCl3
|
|
Merah jingga
Coklat merah dibawah air
Kuning
|
Coklat
Lembayung dibawah air tak
berwarna
|
|
CuSO4
HgCl2
Kanji
|
|
Coklat
Merah
Biru tua
|
Coklat
merah
biru tua
|
Hijau hitam
Putih
|
FeCl3 SCN-
|
|
|
|
Merah darah
|
HNO3 encer
CO(NO3)2
|
|
|
|
Merah
Biru
|
Anion golongan I
Anion Golongan II
AgNO3
+HNO3
|
endapan hitam
tidak larut
|
Ba(NO3)2
+HNO3
|
tetap
tetap
|
Anion Golongan III
Pereaksi
|
NO2-
|
Ag NO3
|
Endapan putih
|
HCl encer
|
Biru pucat
|
KI+H2So4
|
Biru
|
KMnO4+HCl
|
Warna larutan hilang
|
Pereaksi
|
CH3COO-
|
H2SO4
|
Bau cuka
|
BaCl2
KCl
HgCl
|
|
FeCl
|
Larutan merah
|
Anion Golongan IV
Pereaksi
|
SO3=
|
CO3=
|
HCO3-
|
C2O4=
|
H2SO4/HCL
BaCl2
HCl
As Asetat
|
Larutan hijau
Endapan putih
Larut
Larut
|
Keruh
Putih
Larut
Larut
|
Endapan putih
|
Putih
Larut
|
KMnO4+H2SO4
|
Warna larutan
hilang
|
|
|
|
K2CrO7
|
Larutan hijau
|
|
|
|
Pb(NO3)2/Pb
Asetat
+HNO3(p)
|
Endapan putih
Larut
|
Endapan Putih
|
Putih
|
|
MgCl2
|
|
Endapan coklat merah
|
|
|
HgCl2
|
|
|
|
|
CaCl2
+HNO3
+HCl
|
|
|
|
Endapan putih
Larut
Larut
|
Anion golongan V
Pereaksi
untuk uji
Cincin
coklat
|
NO3-
|
NO2-
|
FeSO4 segar
+ H2SO4 (P)
|
Terbentuk cincin coklat
tipis
|
Terbentuk cincin coklat
yang tebal.
|
Pereaksi
|
MnO4
|
H2O2,
FeSO4
|
Warna larut
|
H2C2O4,
NaNO2
|
Hilang
|
H2S
|
Warna hilang→↓ putih
|
KI
|
Larutan merah
|
Anion golongan VI
Pereaksi
|
SO32-
|
CO32-
|
C2O42-
|
HCl (P)
|
Larutan hijau
|
Larutan keruh
|
|
CaCl2
+HCl
+CH3COOH
|
↓ putih
larut
larut
|
|
↓ larut
|
+H2SO4
(P)
|
Warna larutan hilang
|
|
|
O7 + H2SO4
(P)
|
Larutan hijau
|
|
|
Pb(NO3)2
/ Pb
Asetat
HNO3 (P)
|
↓ putih
Larut
|
|
|
MgCl2
HgCl
+ HNO3 (P)
+ HCl (P)
|
|
↓ putih
↓ coklat merah
|
↓ putih
Larut
|
Anion golongan VII
Pereaksi
|
PO43-
|
AsO43-
|
CrO4
|
M.G Mixtura
+ CH3COOH
+ AgNO3
|
↓ putih
↓ kuning
|
↓ putih
↓ merah
|
|
AMM. Molibdat
+HNO3
+NH4OH / NaOH
|
↓ kuning
Larut
|
Belum bereaksi
↓ kuning
|
|
FeCl3
as. Encer
(≠ as. Asetat)
|
↓ putih kuning
Larut
|
|
|
Pb(NO3)2
/ PbAC2
+ HNO3 encer
+NH4OH
+NaOH
|
↓ putih
|
↓ putih
|
↓ kuning
Larut
Larut
Larut
|
Larutan H2O2
+ asam
|
|
|
Larutan biru tua
|
Anion golongan VIII
Pereaksi
|
SO42-
|
BaCl2
|
↓ putih
|
+ HCl encer
|
Larut
|
Pb asetat
|
↓ putih
|
+ H2SO4 pekat
panas
|
Larut
|
AgNO3
|
↓ kristalin putih
|
Hg(NO3)2
|
↓ kuning
|
Benzidina hidroklorida
|
↓ putih
|
KMnO4 – BaSO4
|
↓ merah jambu (lembayung)
|
IV.3 Reaksi
a.
Kode
sampel : ISMA
Uji golongan : Sampel + AgNO3
→ ≠ endapan
Sampel + Ba(NO3)2
→ ↓ BaSO4 putih
+HNO3 → ↓ ≠
larut
Uji spesifik : Sampel
+ BaCl2 → ↓ BaSO4 putih
b.
Kode
sampel : IQ
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 →↓ putih
+
HNO3 → ≠
larut
Sampel + Ba(NO3)2
→ ≠ endapan
Uji spesifik : Sampel
+ MnO4 + H2SO4
→ ↓putih
c.
Kode
sampel : MIRNA
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
AgCl putih
+
HNO3 → ↓ ≠ larut
Sampel + Ba(NO3)2
→ ≠ endapan
Uji spesifik : Sampel + MnO4 + H2SO4
→ ↓ putih
d.
Kode
sampel : VIANY
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
AgCl putih
+
HNO3 → ≠ larut
Sampel + BaNO3
→ ≠endapan
Uji spesifik : Sampel
+ H2SO4 pekat → HBr (larut coklat kemerahan)
e.
Kode
sampel : FRANKIE
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
putih
+
HNO3 → ≠
larut
Sampel + Ba(NO3)2
→≠ endapan
Uji spesifik : Sampel
+ MnO4 + H2SO4
→ ↓ putih
f.
Kode
sampel : NURUL
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
kuning pucat
+
HNO3 → ≠ larut
Sampel + Ba(NO3)2
→ ≠ endapan
Uji spesifik : + H2SO4
→ ↓ coklat
g.
Kode
sampel : REZY
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ≠
endapan
Sampel + Ba(NO3)2
→ ↓ putih
+ HNO3 → ≠ larut
Uji spesifik : + BaCl2 → ↓
putih
h.
Kode
sampel : FADZLINA
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
putih
+
HNO3 → ≠ larut
Sampel + Ba(NO3)2
→≠ endapan
+ HNO3
→
Uji spesifik : +
NaOH → ↓ merah kecoklatan
i.
Kode
sampel : YFA
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
putih
+
HNO3 →≠ larut
Sampel + Ba(NO3)2
→≠ endapan
Uji spesifik : + H2SO4→
+ CuSO4 →
j.
Kode
sampel : DIENA
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
merah kecoklatan
+
HNO3 → larut
Sampel + Ba(NO3)2
→ ↓ putih
+ HNO3
→ larut
Uji spesifik : +
Pb(CH3COO)- → ↓ putih
k.
Kode
sampel : ECAM
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
putih
+
HNO3 → ≠ larut
Sampel + Ba(NO3)2
→↓ putih
+ HNO3
→ larut
Uji spesifik : + Pb
(NO3)2→
↓ kuning
l.
Kode
sampel : WITA
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
putih
+
HNO3 → larut
Sampel + Ba(NO3)2
→
Uji spesifik : + BaCl2
→ ↓ putih
m.
Kode
sampel : ARI
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓
puih
+
HNO3 →larut
Sampel + Ba(NO3)2
→≠ endapan
Uji spesifik : +
HCl → biru pucat
n.
Kode
sampel : JIHAN
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ↓ putih
+
HNO3 → larut
Sampel + Ba(NO3)2 →≠ endapan
Uji spesifik : +
HCl → biru pucat
o.
Kode
sampel : NELSON
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 → ≠ endapan
Sampel + Ba(NO3)2
→ ↓ putih
+ HNO3
→ ≠ larut
Uji spesifik : + FeSO4 + H2SO4
→ cincin coklat
p.
Kode
sampel : MIXTURA 07
Uji golongan : Sampel
+ AgNO3 →
↓putih
+
HNO3 → larut
Sampel + Ba(NO3)2
→ ≠ endapan
Uji spesifik : + H2SO4 → bau cuka
BAB V
PEMBAHASAN
Analisa
kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan zat
tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali ini dilakukan suatu analisa
kualitatif terhadap zat-zat anorganik di mana dilakukan uji terhadap
sampel-sampel berupa garam-garam yang akan diidentifikasi. Jenis anionnya
melalui serangkaian uji, yaitu uji organoleptis, uji golongan, dan uji spesifik
untuk menetukan anionnya.
Uji
organoleptis merupakan uji pendahukuan, uji ini meliputi pengamatan bentuk,
warna, rasa, kelarutan, dan bau, serta sifat-sifat higroskopis sampel.
Pengamatan bentuk bertujuan mengamati bentuk sampel. Apakah sampel tersebut
berbentuk serabut, hablur, kristal, atau lainnya. Uji ini dapat mempermudah
untuk menentukan jenis anionnya. Uji rasa menentukan keadaan halus atau
kasarnya sampel.. Selain itu, warna larutan juga mempermudah
identifikasi. Pengamatan warna adalah yang paling berperan di sini karena warna
tertentu mencirikan anion tertentu pula.
Uji kelarutan juga mempermudah penentuan sampel. Ada berberapa sampel
yang sering ditemui yaitu AgCl2, AgBr, AgI, AgCH, SrSO4,
BaSO4, dan PbSO4. Ada istilah kelarutan yang dikenal di
Farmakope Indonesia III, yaitu:
Istilah kelarutan
|
Jumlah bagian pelarut
diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
|
Sangat mudah
larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar larut
Sangat sukar larut
Praktis tidak larut
|
<1
1-10
10-30
30-100
100-1000
1000-10000
>10000
|
Adapun sampel
yang diperoleh oleh kelompok kami pada saat uji anion yaitu:
a.
Kode
sampel ARI berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan
larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan. Ini
berarti kode sampel ARI termasuk anion golongan III. Ketika dilakukan uji
spesifik dengan HCl encer, larutannya menjadi biru pucat. Jadi, sampel ARI
merupakan NO2-.
b.
Kode
sampel JIHAN berwarna orange, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti kode sampel JIHAN termasuk anion golongan III. Ketika dilakukan uji
spesifik dengan HCl encer, larutannya menjadi biru pucat. Jadi, sampel JIHAN
merupakan NO2-.
c.
Kode
sampel ISMA berawarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3
tidak terbentuk endapan; dengan pereaksi Ba(NO3)2
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer.. Ini berarti kode sampel ISMA termasuk anion golongan VII. Ketika
dilakukan uji spesifik dengan BaCl2
terbentuk endapan putih.. Jadi, sampel ISMA merupakan (SO4)2-.
d.
Kode
sampel IFA berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan
larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti kode sampel IFA termasuk anion golongan I. Pengujian dengan
pereaksi spesifik, yakni H2SO4 tidak bereaksi, begitu
juga dengan CuSO4 tidak bereaksi. Jadi, sampel IFA merupakamCl-.
e.
Kode
sampel DIENA berwarna kuning, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan merah kecoklatan dan endapan tersebut larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 terbentuk endapan putih dan
endapan tersebut larut dalam HNO3 encer. Ini berarti termasuk anion
golongan VI. Ketika dilakukan uji spesifik dengan Pb(CH3COO)-)
mengahasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel DIENA adalah CrO42-.
f.
Kode
sampel IQ berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan
larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan MnO2 dan H2SO4 yang dipanaskan
menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel IQ adalah Cl-.
g.
Kode
sampel MIRNA berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk cairan, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan MnO2 dan H2SO4 yang dipanaskan
menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel MIRNA adalah Cl-.
h.
Kode
sampel FRENGKY berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk cairan, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion
golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan MnO2 dan H2SO4
yang dipanaskan menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel FRENGKY adalah
Cl-.
i.
Kode
sampel VIANY berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan H2SO4 mengahsilkan larutan merah kecoklatan.
Jadi, kode sampel VIANY adalah Br-.
j.
Kode
sampel FADZLINA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak
berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi
AgNO3, terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan MnO2 dan H2SO4 yang dipanaskan
menghasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel FADZLINA adalah Cl-.
k.
Kode
sampel NURUL berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan kuning pucat dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer; dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan.
Ini berarti termasuk anion golongan I. Ketika dilakukan uji spesifik dengan
menambahkan H2SO4 mengahsilkan larutan merah kecoklatan.
Jadi, kode sampel NURUL adalah Br-.
l.
Kode
sampel REZY berawarna hijau, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3
tidak terbentuk endapan; dengan pereaksi Ba(NO3)2
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer.. Ini berarti kode sampel REZY termasuk anion golongan VII. Ketika
dilakukan uji spesifik dengan BaCl2 terbentuk endapan putih.. Jadi, sampel REZY
merupakan (SO4)2-.
m.
Kode
sampel NELSON berwarna KUNING, permukaan halus, berbentuk cairan, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3
tidak terbentuk endapan; dengan pereaksi Ba(NO3)2
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3
encer.. Ini berarti kode sampel NELSON termasuk anion golongan VII. Ketika
dilakukan uji spesifik dengan FeSO4 dan H2SO4
P menghasilkan cincin coklat. Jadi, kode sampel NELSON merupakan NO3-.
n.
Kode
sampel MIXTURA 07 berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak
berbau, dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak terbentuk endapan. Ini
berarti kode sampel MIXTURA 07 termasuk
anion golongan III. Ketika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan H2SO4
menghasilkan bau cuka. Jadi, kode sampel MIXTURA 07 merupakan CH3COO-.
o.
Kode
sampel WITA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 terbentuk endapan putih dan
endapan tersebut larut dalam HNO3 encer. Ini berarti termasuk anion
golongan VI. Ketika dilakukan uji spesifik dengan Pb(NO3)2
mengahasilkan endapan kuning. Jadi, kode sampel ECAM merupakan CrO42-.
p.
Kode
sampel WITA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau,
dan larut dalam air. Ketika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgNO3,
terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam HNO3 encer;
dengan pereaksi Ba(NO3)2 tidak bereaksi. Ini berarti
termasuk anion golongan V. Ketika dilakukan uji spesifik dengan BaCl2
mengahasilkan endapan putih. Jadi, kode sampel WITA adalah S2O32-.
Namun
pada saat melakukan percobaan terjadi kesalahan dalam menentukan jenis
anionnya. Ada beberapa sampel yang tidak diketahui termasuk anion jenis apa.
Hal ini disebabkan kurangnya pengetahun tentang percobaan ini. Kesalahan pada
percobaan identifikasi anion ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Kesalahan personil dan operasi
Kesalahan
yang disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis dan analisis (persona) dan bukan
karena metode, sedangkan kesalah operasi umumnya bersifat fisik.
b.
Kesalahan
metode
Kesalahan
ini disebabkan oleh cara pengambilan sampel dan kesalah akibat reaksi kimia
yang tidak sempurna.
BAB VI
PENUTUP
VI.1.1 Kesimpulan
·
Sampel
ISMA merupakan anion SO42- yang terdapat pada
golongan VII
·
Sampel
IQ merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
MIRNA merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
VIANY merupakan anion Br- yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
FRENGKY merupakan anion Cl-
yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
NURUL merupakan anion Br- yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
REZY merupakan anion SO42-
yang terdapat pada golongan VII
·
Sampel FADZ LINA merupakan anion Cl- yang terdapat pada golongan I
·
Sampel
IFA merupakan anion Cl- yang
terdapat pada golongan I
·
Sampel
DIENA merupakan anion CrO42- yang terdapat pada golongan
VI
·
Sampel
ECAM merupakan anion CrO42- yang terdapat pada golongan
VI
·
Sampel
WITA merupakan anion S2O32- yang terdapat pada
golongan V
·
Sampel
MIXTURA 07 merupakan anion CH3COO- yang terdapat pada
golongan III
·
Sampel
NELSON merupakan anion NO3- yang terdapat pada golongan
VIII
·
Sampel
ARI merupakan anion NO2- yang terdapat pada golongan III
·
Sampel
JIHAN merupakan anion NO2- yang terdapat pada golongan
III
VII.1.1 Saran
Persediaan
alat dan bahan laboratorium dilengkapi agar praktikan dapat melakukan praktikum
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar