MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA
BAB
1. PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
A. Sumber
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesian tumbuh dan
berkembang dari bahasa melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa
perantara (Lingua franca), Bukan saja di kepulauan Indonesia , melainkan juga
hamper di seluruh ASIA tenggara.
Pertanyaan yang mungkin timbul
adalah kapan sebenarnya bahasa melayu mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi. Berbagai batu bertulis prasasti kuno yang
ditemukan seperti [1] Prasasti Kedukan
Bukit Palembang, tahun 683, [2] Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun
684 [3] Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686 dan [4] Prasasti Karang
Brahi Bangko Jambi tahun 688 yang
bertulis Pra – Nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno memberi petunjuk kepada
kita bahwa bahasa melayu dalam bentuk
bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya [Halim,1979; 6 – 7].
Prasasti – prasasti yang juga ditulis dalam bahasa melayu kuno terdapat di Jawa
Tengah ( Prasasti Gandasuli th 832) dan di Bogor ( Prasasti bogor, tahun 942).
Kedua prasasti di pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa
melayu kuno pada waktu itu bukan saja dipakai dipulau Sumatera melainkan juga
dipulau Jawa.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk
lainnya pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut :
1. Sebagai
bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan
sastra.
2. Sebagai
bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia
3. Sebagai
bahasa perdagangan terutama sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di
Indonesia, maupun bagi pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Berfungsi
sebagai bahasa resmi kerajaan.
B. Peresmian
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dengan
perlahan-lahan tetapi pasti berkembang dan tumbuh terus. Pada waktu akhir –
akhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa ini
telah menjelma menjadi bahasa modern yang kaya akan kosakata dan mantap akan
struktur. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda kita mengikrarkan sumpah
pemuda. Naskah putusan kongres pemuda Indonesia tahun 1928 berisi butir kebulatan tekat sebagai berikut :
·
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia
mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
·
Kedua :
Kami putra dan putrid Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
·
Ketiga :
Kami putra dan putrid Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dengan diikrarkannya sumpah pemuda,
resmilah bahasa Melayu yang sudah dipakai sejak pertengahan abad VII menjadi
bahasa Indonesia.
C. Mengapa
Bahasa Melayu di Angkat Menjadi Bahasa Indonesia?
Ada empat faktor yang menjadi
penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut
:
1. Bahasa
melayu sudah merupakan linguafranca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan
bahasa perdagangan.
2. Sistem
bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal
tingkatan bahasa.
3. Suku
Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa
Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang luas.
BAB 2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA
A. Kedudukan
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
yang sangat penting, seperti tercantun dalam ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang
berbunyi “kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional, kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Selain itu dalam UUD
1945 tercantum pasal khusus ( bab XV, pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
B. Fungsi
Bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Sebagai
lambang kebanggaan
kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai sosial budaya yang mendasari
rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggan ini Bahasa Indonesia kita pelihara
dan kita kembangkan.
2. Sebagai
lambang
identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping Bendera dan Lambang
Negara kita. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat
memakainya, membina, dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur
bahasa lain.
3. Sebagai
alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar suku bangsa.
4. Sebagai
alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latarbelakang
sosial budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.
Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.
Bahasa
resmi kenegaraan
2.
Bahas
pengantar di dalam dunia pendidikan
3. Alat
perhubugan pada tingkat nasional untuk kepentingan perancanaan dan pelaksanaan
pembangunan
4.
Alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan , dan teknologi.
BAB 3. BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA
A.
Penting atau tidaknya bahasa Indonesia
Sebuah bahasa penting atau
tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria
1.
Dipandang dari jumlah penutur
Ada dua bahasa di Indonesia yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah .
Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa
Indonesia. Yang pertama kali muncul atas
diri seseorang adalah bahasa daerah (bahasa Ibu). Bahasa Indonesi baru dikenal
anak anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak kanak).
2.
Dipandang dari luas penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubngannya dengan penutur bahasa itu.
Oleh sebab itu tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi
penutur.
3.
Dipandng dari dipakainya sebagai sarana ilmu, budaya
dan susastra
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu
bahasa sebagai sarana ilmu, budaya dan susastra dapat dijadikan pula ukuran
penting atau tidaknya bahasa itu.
B.
Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Bahasa Indonesia yang amat luas
wilayah pemakaiannya ini dan bermacam – macam pula latar belakang penuturnya,
mau tidak mau akan melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam – macam
ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda
– beda. Ragam bahasa ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ragam lisan dan ragam
tulis. Kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah sebagai berikut :
1. Ragam
lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada didepan
pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada
didepan.
2. Didalam
ragam lisan unsur – unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat dan objek
tidak selalu dinyatakan. Unsur – unsur itu kadang dapat ditinggalkan.bahasa
yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimic, pandangan, anggukan dan
intonasi. Sedangkan ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari pada
ragam lisan. Ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi
tulisan itu.
3. Ragam
lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Ragam tulis tidak
terikat oleh situasi, kondisi, waktu, dan ruang.
4. Ragam
lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan
ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring.
C. Ragam
Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai dengan ciri-ciri yang menyimpang
dari norma ragam baku.
Ragam baku mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Kemantapan
Dinamis. Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa dan dinamis artinya tidak
statis, tidak kaku.bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati.
2. Cendekia.
Ragam baku dianggap cendikia karena dipakai pada tempat – tempat resmi. Pewujud
ragam baku ini adalah orang – orang yang terpelajar.
D. Bahasa Indonesi yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar itu tidak jauh berbeda dari apa yang kita katakan sebagai
bahasa baku. Kebakuan suatu kata sudah menunjukan masalah “benar” suatu kata
itu. Walaupun demikian masalah “baik” tnentu tidak sampai pada sifat kebakuan
suatu kalimat, tetapi sifat efektifnya suatu kalimat.
Pengertian benar
suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah
bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila
bentuk itu mematuhi kaidah yang berlaku.
Contoh: kuda makan rumput 4
BAB 4. DIKSI ATAU
PILIHAN KATA
1.
Pengertian
diksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya kita
memilih kata yang tepat untukmenyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakansatu
unsur sangat penting, baik dalam karang mengarang maupun dalam tutur seiap hari.
Disamping i tu pemilihan kata itu arus
pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
2.
Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam
wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa
adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
objektif . Sering juga makna denotasi disebut makna konseptual.
Contoh; Kata makan, bermakna memasukkan sesuatu ke
dalam mulut dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna
denotatif. Makna konotatif adalah makna
asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial; sikap pribadi dan
kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Dengan kata lain makna konotatif adalah makna yang
dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi trtentu. Contoh; Dia adalah wanita
manis.
3.
Makna
Umum dan Khusus
Kata ikan memiliki acuan yang
lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tawes.
Ikan terdiri dari beberapa macam seperti gurame, lele, sepat, tuna , nila dll.
Sebaliknya tawes pastri tergolong jeis ikan, demikian juga gurame,lele, sepat, tuna nila pasti merupakan jenis ikan. Dalam
hal ini kata yang lebih luas disebut kata umum seperti ikan, sedangkan kata
yang acuannya lebih khusus disbut kata khusus, seperti gurame,lele tawes tuna.
4.
Kata
Konkret dan Abstrak
Kata yang acuannya semakin
mudah diserap panca indra disebut kata konkret, seperti meja,rumah,air,dll.
Jika acuan sebuah kata tak mudah diserap panca indra kata tersebut disebut kata
abstrak,seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan
yang bersifat teknis dan halus.
5.
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebuh
yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih alihkan pemakaian kata pada tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk
bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengkonkretkan bahasa seseorang sehingga jelas komunikasi akan terwujud.
6.
Pembentukan
kata
Ada dua cara pembentukan kata yaitu
dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia
terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada ,misalnya
tata,gaya,serba. Sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur
serapan/pungutan kata, misal bank,kredit,voluta,wisata dll.
Kata punggut adalah kata yang diambil dari kata
kata asing. Kata pungut ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang
diubah. Kata kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
disebu bentuk serapan.
7.
Ungkapan
idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi
yang has pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan
atau diganti.ungkapan yg bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata
yang dapat memperkuat diksi didalaam tulisan. Contoh, mentri dalam negri bertemu
dengan Presiden SBY.
BAB
5. KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
l. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dalam kalimat naik turun, keres lembut,
disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan huruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital an diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?), dan tanda seru (!).
Kalimat
dalam ragam resmi baik lisan maupun tertulis,sekurang-kurangnya harus memiliki
subjek (s) dan predikat (p). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan redikat pernyataan
itu bukanlah kalimat.
2. Pola Dasar
Berdasarkan penelitian para ahli , pola kalimat dasar
dalam bahasa Indonsia sebagai berikut:
1. KB + KK :
Mahasiswa berdiskusi
2. KB + KS :
Dosn itu ramah
3. KB + Kbil :
Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB1 +KK +KB2 :
Mereka menonton film.
5. KB1 + KK + KB2 + KB3 :
Paman mencari saya pekerjaan
6. KB1 + KB2 :
Rustam Peneliti.
Karena pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan
berbagai keterangan dan dapat pula pola pola dasar itu digabung gabungkan
sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
3. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut strukturnya kalimat bahasa Indonesia dapat berupa
kalimat tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk.
a. Kalimat tunggal
Kalimat
tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau
dilihat dari unsur unsurnya kalimat yang panjang panjang dalam bahasa Indonesia
dapat dikembalikan kepada kalimat kalimat dasar yang sederhana. Pola pola
kaimat tersebut:
·
Mahasiswa
berdiskusi
S:KB + P:KK
Kalimat mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi
kalimat :
Mahasiswa semester tiga sedang berdiskusi di aula
S P K
·
Dosen
itu ramah
S:KB + P:KS
Dapat diperluas menjadi :
Dosen itu selalu
ramah setiap hari
S P K
b. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari
dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuuk setara dikelompokan menjadi
empat jenis, sebagai beikut
·
Dua
kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta, jika
kedua kalimat tunggal itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
secara penjumlahan.
Contoh: Kami
membaca.
Mereka menulis
Kami
membaca dan mereka menulis
·
Kalimat
tunggal yag berbentuk kalimat setara dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika
kalimat itu menunjukan petentangan, dan hasilnya disbut kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh: Amerika
dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia
dan Brunei Darusalam tergolog negara bekembang.
Amerika
dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunai
Darusalam tergolong negara berkembang.
·
Dua
kalimat tunggal atau lebih dapat dihungkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukannya berurutan,dan hasilnya disebut kalimat majemuk
setara berurutan
Contoh: Upacara
serah terima penggurus koperasi tekh selesai,lalu pak Ustad membaca doa selamat.
·
Dua
kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu
menunjukan pemilihan, dan hasilya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh: Para
pemilik televisi membayar iyuran televisinya di kantor pos yang terdekat,atau
para petugas menagihnya kerumah pemiik televisi langsung.
c. Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat
maemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yng bebas dan satu suku
kalimat atau lebih yang tidak bebas. Kalimat majemk tidak setara terbagi dalam
bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan,
sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal hal lain.
Contoh: Apabila
engkau ingin melihat bak mndi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Anak kalimat: Apabila engkau ingin melihat bak mandi
panas.
Induk kalimat: Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
d. Kalimat efetif
Kalimat
efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembaca atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi
itu sehingga kejelasan kalimat dapat terjamin.
Ciri-ciri kalimat efektif :
·
Kesepadanan
struktur ialah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik.
·
`Kepaduan
kalimat mempunyai ciri-ciri: (1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat
dengan jelas, (2) Tidak terdapat subjek yang ganda,(3) kata enghubung intra
kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal, (4) Predikat kalimat tidak didahului
oleh kata yang,
·
Keparalelan
ialah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya kalau
bentuk pertama menggunakan nomina bentuk kdua dan seterusnya juga menggunakan
nomina.
Contoh: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
·
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal
kalimat;
Contoh : Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun
bangsa dan negaranya
·
Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah bahwa kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh : Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para
hulu balang, dan para menteri;
·
Kepaduan
Yang dimaksud dengn kepaduan ialah kepaduan pernyataan
dalam kalmat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
·
Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide dalam
kalimat itu dapat diterma oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejan yang
berlaku.
Contoh : Bapak
menteri kami persilahkan.
Hermawan Susanto menjadi juara pertama cina terbuka.
BAB 6 : PARAGRAF DALAM BAHASA INDNESIA
1. Paragraf
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk ggasan atau topik . Sebuah paragraf mungkin terdiri
dari sebuah kalimat mungkin juga terdiri dari beberapa kalimat.
Contoh paragraf
Sampah
selamanya selalu memungsingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula .jalan
pemecahannya dirancang. Namun keterbatasan-keterbatasan yang kita mliki tetap
menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu
berlangsung peimbunan sampah erus terjadi. Hal ini mengundang perhatian kita
karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah air dan
banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan
sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi
masalah.
Topik paragraf adalah pikiran utama sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama
itulah yang menjadi topik persolan atau pokok pembicaraan.
2. Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki
dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.
Oleh sebabitu kalimat-kalimat yang membentukparagraf perlu ditata secara cermat
agar tidak ada satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.
b. Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan
terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf tidak
ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan. Agar
paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa ungkapan penghubung,
kata ganti dan kata kuci (pengulangan kata yang dipentingkan).
3. Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
a. Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembukaan atau pengantr untuk
sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
b. Paragraf pengembang
Paragraf pegembang adalah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali didalam bab atau anak bab
itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata
lain paragraf pengembang mengemukakan inti prsoalan yang akan dikemukakan. Oleh
sebab itu satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang
serasih dan logis.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir
karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil dalam karangan itu.
4. Paragraf deduktif dan paragraf induktif
Paragraf yag meletakan kalimat topik pada awal paragraf
disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakan kalimat topik
diakhir paragraf disebut paragraf induktif.
5. Pengembangan paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat
topik. Dengan demikian dalam paragraf itu kita harus mengembangkan beberapa
paragraf demi paragraf. Oleh karena itu kita harus hemat menepatkan kalimat
topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
6. Teknik pengembangan paragraf
Secara garis besar ada dua teknik pengembangan paragraf.
Pertama dengan menggunakan ilustrasi. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat kalimat penjelas sehingga di depan
pembaca tegambar dengan nyata apa yang dimaksud dengan penulis. Kedua dengan
analisis apa yang dinyatakan kalimat topk dianalisis secara logis sehingga
pernyataan tadi merupakan ssuatu yang meyakinkan .
7. Pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf
melukiskan(lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata.
Jadi paragraf ini bersifattata ruang atau tata letak. Pembicaraannya apat
berurutan dari atas kebawah atau dari kiri ke kanan,atau deskriptif berurusan
dengan hal hal kecil yng tertangkap oleh panca indra.
b. Ekspositoris
Paragraf eksititoris disebut juga paragraf paparan.
Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauanya tertuju pada satu unsur
saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau
keruangan.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukan kedalam
ekspositoris atau disebut juga persuasi. paragraf ini lebih bersifat mmbujuk
atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis.
d. Naratif
Karangan naratif biasanya dihubung hubungkan dengan
cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan naratif atau paragrafnarasi hanya kita
temukan pada novel,cerpen,atau hikayat
BAB 7 : PENALARAN
Penalaran
adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung hubungkan data atau fakta
yang ada sehingga sampai pada satu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar
boleh benar atau tidak benar. Data yang dapat digunakan dalam penalaran untuk
mencapai suatu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat
pernyataan yang dapat dperigunakan sebagai data disebut proposisi.
1.
Proposisi
dan term
Trem adalah kata
atau kelompok ka yang dapt dijadikan subjek dan predikat dalam sebuah kalimat
proposisi..
Dalam kalimat bumi
daslah planat, kata bumi dan planet adalah term. Proposisi adalah pernyataan
tentang hubungan yang terdapat antara subjek dan predikat. Degan kata lain
proposisi adalah pernyaaan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
term-term yang membentuk kalimat. Hanya kalimat berita yang netral yng dapat
desebut proposisi. Kalimat tanya,kalimat perintah, kalimat inversi tidak dapat
disebut proposisi. Kalimat ersebut dapat dijadikan proposisi apabila di ubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
2.
Jenis
jenis proposisi
a. Berdsarkan bentuknya
proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan
proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengantung satu pernyataan.
Contoh : semua petani harus bekerja keras.
Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh: Semua petani harus bekerja keras dan hemat
b. Berdasarka sifatnya
Proposisi dapat dibagi atas proposisi katagurial dan
proposisi kondisional. Dalam proposisi katgorial hubungan antara subjek dan
predikat terjadi tanpa syarat.
Contoh: Semua bemo beroda tiga
Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan
predikat terjadi dngan suatu syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi atau
diingat sebelum pristiwa dapat berlangsung.
Contoh: Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.
c. Brdasarkan kualitasnya
Proposisi dapat dibagi atas proposisi positif dan
negatif. Proposis positif adalah proposisi yang membenarkan adanya prsesuaian
hubungan antara subjek d predikat.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa
antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh: Semua harimau bukanlah singa.
d. Berdasarkan kuantitasnya
Dapat dibagi atas proposisi universal(umum) dan proposisi
khusus. Proposisi universal adalah predikat poposisi membenarkan atau mengikari
seluruh subjeknya.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar.
Proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan
atau mengikari sebagian subjek.
Contoh: Tidak semua mahasiswa padai bernyanyi.
3.
Penalaran
deduktif
Penalaran deduktif
bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan Yang didapat dari atu atau lebih
pernyataan yang bersifat lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin
lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpuln itu. Proposisi tempat
menarik kesimpulan itu disbut premis. Menarik simpulan deduktif dapat dilkukan
secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
a. Menarik simpulan scara langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis.
Misal: Semua S
adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Seagian amg berdarah dingin adalah ikan. (impulan)
b. Menarik simpulan secara tidak langsung.
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara
tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan
dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis ang bersifat umm
dan premis yang ke dua adalah premis yang bersipat khusus.
Beberapa
jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
a. Silogisme Katagorial ialah silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan
simpulan. Premis yang bersifat umum diseut premis mayor dan premis yang
bersifat khusus disebut premis minor.
Contoh: Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi, semua polisi bijaksana.
b. Silogisme Hipotesis ialah silogisme yang terdiri atas
premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan
anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
Kalau premis minornya menolak anteseden simpulannya juga menolak
konsekuen.
Contoh: Jika besi
dipanaskan, besi akan memuai
Besi
dipanaskan
Jadi, besi memuai
Jika
besi tidsk dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi
tidak dipanaskan
Jadi
besi tidak akan memuai.
c. Proposisi
alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salahsatu alternatif simpulannya
akan menolak alternatif yang lain.
Contoh: Dia adalah
seorang kiai atau profesor.
Dia
seorng kiai
Jadi, dia bukan seorang propesor.
4.
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran
yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus dan menghasilkan
simpulan yang umum.
Beberapa bentuk
penalaran induktif adalah sebagai berikut.
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat ertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat mum.
Contoh: Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika
dipanaskan, tembaga memuai
Jika
dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh: Nina
adalah lulusan akademi A
Nina
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali
adalah lulusan akademi A
Oleh
sebab itu Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
C.
Hubungan
Kausal
Hubungan kausal
adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salng berhubungan.
Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel
berbunyi. Hhubungan kausal meliputi, hubungan sebab akibat, akibat sebab,
akibat akibat.
BAB
8. UNSUR DASAR PENELITIAN
Unsur
dasar penelitian merupakan bagian terpenting dalam proses penelitian. Kerangka
karangan sebagai pendahuluan harus dibuat dalam bentuk proposal sebelum
penelitian dilaksanakan. Adapun landasan teori, pengolahan data, dan simpulan
dilakukan setelah penelitian dilaksanakan sebelum disidangkan.
A.
Kerangka
karangan
Proposal
penelitian, baik penelitian akademik (skripsi, tesis, dan disertasi) maupun
penelitian kompetitif dibuat untuk diseminarkan dalam rangka meyakinkan suatu
lembaga atau instansi terkait atau memberi izin penelitian dan menerima atau
mengakui hasilnya. Hal – hal yang harus ada dalam proposal adalah latar
belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, prosedur penelitian, atau
metodologi dan organisasi kerangka atau sistematika.
Contoh kerangka proposal :
a.
Latar
Belakang Masalah
b.
Batasan
dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
c.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
d.
Kerangka
Berfikir
e.
Tinjauan
Pustaka
f.
Prosedur
Penelitian / Metodologi
g. Organisasi atau Sistematika Karangan
|
B.
Bagian
Pendahuluan
Bagian
pendahuluan memuat hal – hal yang berhubungan langsung dengan karangan. Bagian
pertama dimulai dengan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan,
kerangka berfikir, tinjauan pustaka, metodologi, dan organisasi karangan.
Bagian kedua bab landasan teori, ketiga bab pembahasan, dan keempat simpulan.
1.
Latar
belakang masalah
Adalah hal tertentu
yang mendorong mahasiswa melakukan penelitian. Pengungkapan latar belakang
masalah harus berurutan dari hal – hal yang bersifat umum sampai pada hal – hal
yang bersifat khusus. Setelah sampai pada hal – hal yang bersifat khusus
penulis harus memunculkan sebuah masalah secara global. Masalah tersebut
merupakan topik atau pokok permasalahan dalam karangan tersebut.
2.
Batasan
masalah
Agar tidak melebar
masalah penelitian perlu dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan
kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi maupun waktu. Selain itu
hasilnyapun akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah
yang bernafas.
3.
Identifikasi
atau rumusan masalah
Rumusan masalah
ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah
yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan
masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawbannya diperoleh dari
hasil analisis data.
4.
Tujuan
dan manfaat penelitian
Tujuan dan manfaat
penelitian selalu ada dalam penelitian, biasanya untuk mengetahui sebuah atau
sejumlah fenomena tertentu. Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa
dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri atas menfaat yang teoritis dan
bersifat praktis.
5.
Kerangka
berfikir
Adalah jalan
pikiran kita yang berkaitan dengan proses penelitian.
6.
Tinjauan
pustaka
Merupakan unsur
yang cukup penting dalam proposal. Tinjauan pustaka itu mengungkapkan
penelitian – penelitian sejenis yang teleh dilakukan orang lain. Maksudnya agar
kita tidak meneliti masalah yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Kita
boleh meneliti subjek atau objek yang sama salkan masalahnya tidak sama.
7.
Metodologi
/ prosedur penelitian
Merupakan alat,
prosedur, dan teknik yang dipilih dalam mlaksanakan penelitian. Metodologi
menyngkut berbagai hal yang diperlukan dan digunakan selama penelitian
berlangsung. Hal tersebut menyangkut : (1) metode yang digunakan dalam
penelitian, (2) sumber data, (3) cara mengambil data, (4) cara menganalisis
data, dan (5) cara menyimpulkan / membuat simpulan.
8.
Organisasi
atau sisteatika karangan
Organisasi karangan
menceritakan sistematika organ – organ karangan. Biasanya organisasi karangan
berupa yang dinarasikan, dimulai dari bab pertama sampai simpulan dan saran.
C.
Landasan
Teori, Pengolahan Data, Dan Simpulan
Tubuh karangan terdiri atas bab-bab dan subbab-subbab
serta rincian-rinciannya. Dalam II misalnya, terdapat landasan tioritis yang memuat
berbagaiu pendapat dan teori. Teori Dan pendapat itu harus relevan dengan
fenomena yang sedang diteliti. Bab III merupakan bab analisis data , yakni
tempat semua masalah akan dibahas secara sistematis. Penganalisian dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka
menjawab pertanyaan penelitian.
1.
Landasan Teori
Landasan tori diletakkan pada bab dua. Hal-hal yang perlu ditulispada
landasan tiori harus sesuai dengan bidang kajian atau fenomena yang sedang
diteliti. Agar idak salah memasukkan tiori, kita harus berpedomanpada judul, topik, masalah, krangka berfikir.
2.
Penganalisian Data
a. Dengan cara dibahas /dikomentari
Dalam penganalisian data dega cara pembahasan, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan: (1) tentukan data yang sesuai dengan
masalah penelitian; (2) tntukan jumlah data sesuai dengan sampel yang kita
perlukan ; (3)berpedoman pada prtanyaan penelitian.
b. Dengan cara tabulasi
1.
Data
yang diperolehdari hasil penyebaran angket ata wawancara, dianalisisnya
perbutir pertanyaan. Apabila empat puluh pertanyaan, kita harus membuat tabel
sebanyak empat puluh.
2.
Data
yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi. Dalam menganalisisdata hasil studi
dokumentasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. (1) kelompokkan dahulu data-data rersebut; (2) berpedoman
pada pertanyaan penelitian dan (3) tentukan teori yang akan kita gunakan. Dalam
penganalisannya, teori lebih didahulukan, kemudian data dibuat dalam tabel
kemudian dikomentari berdsarkan tiori.
3. Membuat simpulan
Simpulan merupakan bab terakhir yang berisi
jawaban-jawaban atas pertanyaan/masalah penelitian yang diperoleh berdasarkan
hasil analisis data. Bagi penelitian yang menggunakan hipotesis, simpulan juga
merupakan pembuktian benar atau salahnya hipotesis yang diajukan olehpeneliti
berasarkan hasil analisis data. Simpulan harus berpedoman pada pertanyaan
penelitian.
BAB 9 : MAKALAH, LAPORAN, SKRIPSI
1. MAKALAH
Makalah adalah karya tulis yang bersift resmi tentang
suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibaca di muka umum dalam suau persidangan
yang sering disusun untuk diterbitkan (KBBI,2001:700). Makalah merupakan karya ilmiah
yang pemdek dibandingkan karya lainnya.
·
Unsur-unsur
karya ilmiah
a. Halaman sampul
Halaman sampul makalah bertuliskan judul, tempat dan
tanggal dipresentasikan, mata kuliah, dosen pembina, nama penulis, nama
lembaga, kota tempat membuat makalah,
dan tahun makalah dibuat.
b. Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi untuk menrik perhatian dan
memusatkan pikiran pembaca pada masalah yang dibahas. Pendahuluan terdiri atas
latar belmasalah dan masalah
c. Pembahasan
Yang dibahas pada bgian ini adalah masalah yang muncul berdasarkn
latar belakang sesuai dengan topiknya, baik yang diidentifikasikan maupun
tidak.
d. Penutup
Bagian ini terdiri atas usulan –usulan pembahasan atau
komentar.
e. Daftar pustaka/referensi
Daftar pustaka adalah daftar buku yang dirujukkan atau
dikutip untuk mendukung pendapat kita, untuk diinformasikan, dan sebagai bahan
bahasan.
2. LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian bertujuan memberitahukan keiatan
penelitian mulaidari proses penelitian yang menggunakan metodologi tertentu
sampai temuan yang didapatkan. Dalam prosesnya dilakukan pengumpulan data,
percobaab-percobaan dan analisis data. Hasil penelitian dilaporkan dalambentuk
tulisan berdasarkan t ata tulis yang lazim dan memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Format penelitian ada dua, yakni format bebas dan format
tetap . Dalam format laporan bebas jumlah bab serta isi masing-masing bab tidak
dibatasi. Format laporan tetap mengikut peraturan tertentu mengenai jumlah bab
dan isi tiap babnya.
3. SKRIPSI
Skripsi aalah karya ilmiah yang dbuat oleh mahasiswa strata
satu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Karya lmiah
tersebut berisi prosesdan hasil penelitian studi perpustakaan maupun penelitian
lapangan. Agar diakui keilmiahannya, kebenarannya harus dipertanggungajawabkan
di depan penguji. Bagian-bagian skripsi sama dengan laporan penelitian lainnya
yakn bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup.
BAB 10 : EJAAN BAHASA INDONESIA
A.
PENULISAN
EJAAN
1.
Penulisan
Huruf Kapital
·
Huruf
kapital dipakai sebagi penanda awal kalimat
·
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
·
Huruf
kapital dipakai dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab
suci, dan nama tuhan termasuk kata gantinya.
·
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehorm atan, keturunan dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
·
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang.
·
Huruf
kapiatal dsebagai huruf pertama nama orang,
·
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
·
Huruf
kapitalk dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bulan, hari, hari raya,dan
peristiwa bersejarah.
·
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.
2.
Penulisan Huruf Miring
·
Huruf
miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,dan surat kabar yang dikutip
dalam karangan.
·
Huruf
miring dipakai untk menegaskn atau mengkhususkn huruf, bagian kata atau
kelompok kata.
3.
Penulisan
kata
·
Kata
Yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
·
Imbuhan
(awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·
Bentuk
ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
·
Gabungan
kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
bagian-bagianummnya ditulis terpisah.
·
Kata
ganti ditulis serangkaidengankata yang mengikutinya.
·
Kata
depan diulis terpisah dengan kata yang menikutinya.
·
Partikel
diulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
4.
Tanda
Baca
·
Tanda
titik dipakai pada akhirr kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan,pada akrir singkatan nama orang. Singkatan kata
atu ungkapan yang sudah umum. Untukmemisahkan angka jam,menit dan detik yang
menunjukkan waktu. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan ratusan pada angka
yang tidak menunjukkan jumlah.
·
Tanda
koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan,
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat,dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
·
Tanda
titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dan setara.
·
Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian
atau pemerian.
·
Tanda
hubung mnyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
·
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
BAB 11. PENULISAN KUTIPAN DAN CATATAN KAKI
A. Penulisan kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapatdari seorang
pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam
buku-buku atau majalah (Keraf,1980: 180). Kutipan digunakan untukmemperkuatatau
membuktikanpendapat kita dalam sebuah tulisan.
Prinsip-prinsip mengutip adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengadakan perubahan
2. Jika ada kesalahan tidakmembetulkannya
3. Menghilangkan kutipan bisa diawal,diakhir atau satu
paragraf
B. .Cara menggutip
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
· Kutipan diintegrasikan langsung dengan teks
· Jarak antara baris dengan baris dua spasi
· Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
· Sebelum kurung ditempatkan nama singkatan atau nama depan
pengarang, kemudian didalam kurung ditempatkan tahun terbit, tanda titik
dua,dan nomor halaman tempat pendapat seseorang.
b. Kutipan langsung lebih dariempat baris
· Kutipan fipisah dari teks dalam jarak dua sertengah spasi
· Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
· Kutipan boleh tidak diapit dengan tanda kutip
· Sebelum kurung ditempatkan nama singkatan atau nama
belakang pengarang, kemudian dalam kurung tempatkan tahun terbit , tanda titik
dua, dan nomor halaman tepat pendapat seseorang.
C. Penulisan catatan kaki
Catatan kaki yaitu keterangan-keterangan atas teks
karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Tujuan pembuatan catatan kaki ialah sebagai berikut:
(1) menyusun
pembuktian,
(2) menystakan utang budi
(3) menyampaikan keterangan tambahan
(4) merujuk baian lain teks. Dalam penlisan catatan kaki
terdapat unsur-unsur
pengarang,judul,daftar pustaka, jilid atau cetakan dalam nomor halaman.
D. Penulisan Bibliografi atau Daftar Pustaka
Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar
yang berisi judul buku dan bahan-bahanpenerbit lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan dari karangan yang digarap (Keraf,1980: 213)
Unsur-unsur bibliografi adalah: nama pengarang, judul
buku,data publikasi, untuk artikeldiperlukan untukpencantumn judul artikel,nama
majalah,jilid, nomeor dan tahun.
·
Contoh
penulisan bibliografi :
1. Arnof, Mark.1981. Word Formation in Geneative Grammar.
Massachussett: The MLT Press.
2. Johar, Ben. 2005. Terampil Berbahasa Indonesia.
Bandung: Rajaali Pers.
3. Khairudin, Cecep Wahyu. 2004. Santun berbahasa
Indonesia. Semarang: Bengawan Ilmu.
4. Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Cetakan ke 10.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5. Aziz, Azhari Abdul. 2005. Implikasi Penerapan KBK (http://www.Makarif-NU.or.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar