Minggu, 12 Januari 2014

bahasa indonesia



MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB 1. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
     A.   Sumber Bahasa Indonesia
                  Bahasa Indonesian tumbuh dan berkembang dari bahasa melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara (Lingua franca), Bukan saja di kepulauan Indonesia , melainkan juga hamper di seluruh ASIA tenggara.
                 Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa melayu mulai dipergunakan sebagai  alat komunikasi.  Berbagai batu bertulis prasasti kuno yang ditemukan seperti [1] Prasasti Kedukan  Bukit Palembang, tahun 683, [2] Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684 [3] Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686 dan [4] Prasasti Karang Brahi  Bangko Jambi tahun 688 yang bertulis Pra – Nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno memberi petunjuk kepada kita  bahwa bahasa melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi  pada zaman Sriwijaya [Halim,1979; 6 – 7]. Prasasti – prasasti yang juga ditulis dalam bahasa melayu kuno terdapat di Jawa Tengah ( Prasasti Gandasuli th 832) dan di Bogor ( Prasasti bogor, tahun 942). Kedua prasasti di pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa melayu kuno pada waktu itu bukan saja dipakai dipulau Sumatera melainkan juga dipulau Jawa.
            Berdasarkan petunjuk-petunjuk lainnya pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut :
1.      Sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
2.      Sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia
3.      Sebagai bahasa perdagangan terutama sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia, maupun bagi pedagang yang datang dari luar Indonesia.
    4.      Berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.


      B.     Peresmian Bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan tetapi pasti berkembang dan tumbuh terus. Pada waktu akhir – akhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa modern yang kaya akan kosakata dan mantap akan struktur. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda kita mengikrarkan sumpah pemuda. Naskah putusan kongres pemuda Indonesia tahun 1928 berisi  butir kebulatan tekat sebagai berikut :
·         Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
·         Kedua :  Kami putra dan putrid Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
·         Ketiga :  Kami putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
            Dengan diikrarkannya sumpah pemuda, resmilah bahasa Melayu yang sudah dipakai sejak pertengahan abad VII menjadi bahasa Indonesia.

  C.   Mengapa Bahasa Melayu di Angkat Menjadi Bahasa Indonesia?
            Ada empat faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :
1.      Bahasa melayu sudah merupakan linguafranca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan.
2.      Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa.
3.      Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4.      Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.




BAB 2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

   A.   Kedudukan Bahasa Indonesia
           Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantun dalam ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi “kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Selain itu dalam UUD 1945 tercantum pasal khusus ( bab XV, pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

   B.   Fungsi Bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1.      Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggan ini Bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan.
2.      Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping Bendera dan Lambang Negara kita. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat memakainya, membina, dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.
3.      Sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar suku bangsa.
4.      Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latarbelakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.      Bahasa resmi kenegaraan
2.      Bahas pengantar di dalam dunia pendidikan
3. Alat perhubugan pada tingkat nasional untuk kepentingan perancanaan dan pelaksanaan pembangunan
4.      Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan , dan teknologi.


BAB 3. BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

  A.   Penting atau tidaknya bahasa Indonesia
Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria
1.      Dipandang dari jumlah penutur
Ada dua bahasa di Indonesia yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah . Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia.  Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (bahasa Ibu). Bahasa Indonesi baru dikenal anak anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak kanak).
2.      Dipandang dari luas penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubngannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.
3.      Dipandng dari dipakainya sebagai sarana ilmu, budaya dan susastra
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa itu.

   B.     Ragam Lisan dan Ragam Tulis
            Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya ini dan bermacam – macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam – macam ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda – beda. Ragam bahasa ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah sebagai berikut :
1.      Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada didepan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada didepan.
2.      Didalam ragam lisan unsur – unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur – unsur itu kadang dapat ditinggalkan.bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimic, pandangan, anggukan dan intonasi. Sedangkan ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari pada ragam lisan. Ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu.
3.      Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, waktu, dan ruang.
4.      Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring.

  C.    Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
            Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai dengan ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
            Ragam baku mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Kemantapan Dinamis. Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa dan dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati.
2.      Cendekia. Ragam baku dianggap cendikia karena dipakai pada tempat – tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang – orang yang terpelajar.

  D.   Bahasa Indonesi yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak jauh berbeda dari apa yang kita katakan sebagai bahasa baku. Kebakuan suatu kata sudah menunjukan masalah “benar” suatu kata itu. Walaupun demikian masalah “baik” tnentu tidak sampai pada sifat kebakuan suatu kalimat, tetapi sifat efektifnya suatu kalimat.
Pengertian benar suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu mematuhi kaidah yang berlaku.
Contoh: kuda   makan rumput 4





BAB 4. DIKSI ATAU PILIHAN KATA
  1.     Pengertian diksi
      Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya kita memilih kata yang tepat untukmenyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakansatu unsur sangat penting, baik dalam karang mengarang maupun dalam tutur seiap hari. Disamping  i tu pemilihan kata itu arus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
  2.     Makna Denotatif dan Konotatif
      Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif . Sering juga makna denotasi disebut makna konseptual.
Contoh;  Kata makan, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.  Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial; sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan   pada sebuah makna konseptual. Dengan kata lain makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi trtentu. Contoh; Dia adalah wanita manis.
  3.     Makna Umum dan Khusus
                Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tawes. Ikan terdiri dari beberapa macam seperti gurame, lele, sepat, tuna , nila dll. Sebaliknya tawes pastri tergolong jeis ikan, demikian juga gurame,lele, sepat,  tuna nila pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata yang lebih luas disebut kata umum seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disbut kata khusus, seperti gurame,lele tawes tuna.
   4.     Kata Konkret dan Abstrak
                  Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca indra disebut kata konkret, seperti meja,rumah,air,dll. Jika acuan sebuah kata tak mudah diserap panca indra kata tersebut disebut kata abstrak,seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan halus.
   5.     Sinonim
            Sinonim adalah dua kata atau lebuh yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengkonkretkan bahasa seseorang sehingga jelas komunikasi akan terwujud.
  6.     Pembentukan kata
            Ada dua cara pembentukan kata yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada ,misalnya tata,gaya,serba. Sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan/pungutan kata, misal bank,kredit,voluta,wisata dll.
             Kata punggut adalah kata yang diambil dari kata kata asing. Kata pungut ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebu bentuk serapan.
  7.     Ungkapan idiomatik
            Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang has pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti.ungkapan yg bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi didalaam tulisan. Contoh, mentri dalam negri bertemu dengan Presiden SBY.







BAB 5. KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
      l. Pengertian Kalimat
             Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dalam kalimat naik turun, keres lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan huruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital an diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Kalimat dalam ragam resmi baik lisan maupun tertulis,sekurang-kurangnya harus memiliki subjek (s) dan predikat (p). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan redikat pernyataan itu bukanlah kalimat.
2.     Pola  Dasar
Berdasarkan penelitian para ahli , pola kalimat dasar dalam bahasa Indonsia sebagai berikut:
1.      KB + KK                                      : Mahasiswa berdiskusi
2.      KB + KS                                       : Dosn itu ramah
3.      KB + Kbil                                     : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4.      KB1 +KK +KB2                          : Mereka menonton film.
5.      KB1 + KK + KB2 + KB3                        : Paman mencari saya pekerjaan
6.      KB1 + KB2                                  : Rustam Peneliti.
Karena pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola pola dasar itu digabung gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

3.     Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut strukturnya kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk.
a.       Kalimat tunggal
            Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur unsurnya kalimat yang panjang panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat kalimat dasar yang sederhana. Pola pola kaimat tersebut:
·         Mahasiswa berdiskusi
S:KB + P:KK
Kalimat mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat :
Mahasiswa semester tiga sedang berdiskusi di aula
                  S                                  P                      K
·         Dosen itu ramah
S:KB + P:KS
Dapat diperluas menjadi :
Dosen itu selalu ramah setiap hari
      S                      P          K
b.      Kalimat majemuk setara
                        Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuuk setara dikelompokan menjadi empat jenis, sebagai beikut
·         Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta, jika kedua kalimat tunggal itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara secara penjumlahan.
Contoh:     Kami membaca.
                  Mereka  menulis
                  Kami membaca dan mereka menulis
·         Kalimat tunggal yag berbentuk kalimat setara dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukan petentangan, dan hasilnya disbut kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh:     Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
                  Indonesia dan Brunei Darusalam tergolog negara bekembang.
                  Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan                      Brunai Darusalam tergolong negara berkembang.
·         Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukannya berurutan,dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara berurutan
Contoh:    Upacara serah terima penggurus koperasi tekh selesai,lalu pak  Ustad membaca doa selamat.
·         Dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukan pemilihan, dan hasilya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:    Para pemilik televisi membayar iyuran televisinya di kantor pos yang terdekat,atau para petugas menagihnya kerumah pemiik televisi langsung.
c.       Kalimat majemuk tidak setara
            Kalimat maemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yng bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Kalimat majemk tidak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal hal lain.
Contoh:  Apabila engkau ingin melihat bak mndi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Anak kalimat: Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
Induk kalimat: Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
d.      Kalimat efetif
            Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat dapat terjamin.
Ciri-ciri kalimat efektif :
·         Kesepadanan struktur ialah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
·         `Kepaduan kalimat mempunyai ciri-ciri: (1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas, (2) Tidak terdapat subjek yang ganda,(3) kata enghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal, (4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang,
·         Keparalelan ialah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina bentuk kdua dan seterusnya juga menggunakan nomina.
Contoh: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
·         Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat;
Contoh : Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya
·         Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh : Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulu balang, dan para menteri;
·         Kepaduan
Yang dimaksud dengn kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalmat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
·         Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide dalam kalimat itu dapat diterma oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejan yang berlaku.
Contoh :      Bapak menteri kami persilahkan.
                    Hermawan Susanto menjadi juara pertama cina terbuka.












BAB 6 : PARAGRAF DALAM BAHASA INDNESIA

1.      Paragraf
               Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk ggasan atau topik . Sebuah paragraf mungkin terdiri dari sebuah kalimat mungkin juga terdiri dari beberapa kalimat.
Contoh paragraf
               Sampah selamanya selalu memungsingkan. Berkali-kali masalahnya   diseminarkan dan berkali-kali pula .jalan pemecahannya dirancang. Namun keterbatasan-keterbatasan yang kita mliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung peimbunan sampah erus terjadi. Hal ini mengundang perhatian kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Topik paragraf adalah pikiran utama sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persolan atau pokok pembicaraan.

2.      Syarat-syarat paragraf
            Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a.       Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebabitu kalimat-kalimat yang membentukparagraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.
b.      Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara  logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan. Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa ungkapan penghubung, kata ganti dan kata kuci (pengulangan kata yang dipentingkan).

3.      Pembagian Paragraf Menurut  Jenisnya
a.    Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembukaan atau pengantr untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
b.      Paragraf pengembang
Paragraf pegembang adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali didalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain paragraf pengembang mengemukakan inti prsoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasih dan logis.
c.       Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil dalam karangan itu.

4.      Paragraf deduktif dan paragraf induktif
Paragraf yag meletakan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakan kalimat topik diakhir paragraf disebut paragraf induktif.

5.      Pengembangan paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian dalam paragraf itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu kita harus hemat menepatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.



6.      Teknik pengembangan paragraf
Secara garis besar ada dua teknik pengembangan paragraf. Pertama dengan menggunakan ilustrasi. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tegambar dengan nyata apa yang dimaksud dengan penulis. Kedua dengan analisis apa yang dinyatakan kalimat topk dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan ssuatu yang meyakinkan .

7.      Pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya
a.       Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan(lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Jadi paragraf ini bersifattata ruang atau tata letak. Pembicaraannya apat berurutan dari atas kebawah atau dari kiri ke kanan,atau deskriptif berurusan dengan hal hal kecil yng tertangkap oleh panca indra.
b.      Ekspositoris
Paragraf eksititoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauanya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
c.       Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukan kedalam ekspositoris atau disebut juga persuasi. paragraf ini lebih bersifat mmbujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
d.      Naratif
Karangan naratif biasanya dihubung hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan naratif atau paragrafnarasi hanya kita temukan pada novel,cerpen,atau hikayat





BAB 7 : PENALARAN

            Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada satu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar boleh benar atau tidak benar. Data yang dapat digunakan dalam penalaran untuk mencapai suatu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dperigunakan sebagai data disebut proposisi.
   1.      Proposisi dan term
Trem adalah kata atau kelompok ka yang dapt dijadikan subjek dan predikat dalam sebuah kalimat proposisi..
Dalam kalimat bumi daslah planat, kata bumi dan planet adalah term. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat antara subjek dan predikat. Degan kata lain proposisi adalah pernyaaan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Hanya kalimat berita yang netral yng dapat desebut proposisi. Kalimat tanya,kalimat perintah, kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi. Kalimat ersebut dapat dijadikan proposisi apabila di ubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
   2.      Jenis jenis proposisi
a.       Berdsarkan bentuknya
proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengantung satu pernyataan.
Contoh : semua petani harus bekerja keras.
Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh: Semua petani harus bekerja keras dan hemat
b.      Berdasarka sifatnya
Proposisi dapat dibagi atas proposisi katagurial dan proposisi kondisional. Dalam proposisi katgorial hubungan antara subjek dan predikat terjadi tanpa syarat.
Contoh: Semua bemo beroda tiga
Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dngan suatu syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi atau diingat sebelum pristiwa dapat berlangsung.
Contoh: Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.
c.       Brdasarkan kualitasnya
Proposisi dapat dibagi atas proposisi positif dan negatif. Proposis positif adalah proposisi yang membenarkan adanya prsesuaian hubungan antara subjek d predikat.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh: Semua harimau bukanlah singa.
d.      Berdasarkan kuantitasnya
Dapat dibagi atas proposisi universal(umum) dan proposisi khusus. Proposisi universal adalah predikat poposisi membenarkan atau mengikari seluruh subjeknya.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar.
Proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan atau mengikari sebagian subjek.
Contoh: Tidak semua mahasiswa padai bernyanyi.
    3.      Penalaran deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan Yang didapat dari atu atau lebih pernyataan yang bersifat lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpuln itu. Proposisi tempat menarik kesimpulan itu disbut premis. Menarik simpulan deduktif dapat dilkukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
a.       Menarik simpulan scara langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.
Misal:   Semua S adalah P. (premis)
             Sebagian P adalah S. (simpulan)
             Seagian amg berdarah dingin adalah ikan. (impulan)
b.      Menarik simpulan secara tidak langsung.
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis ang bersifat umm dan premis yang ke dua adalah premis yang bersipat khusus.
         Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.

a.       Silogisme Katagorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum diseut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor.
Contoh:  Semua  manusia bijaksana
                Semua polisi adalah manusia
                 Jadi, semua polisi bijaksana.
b.      Silogisme Hipotesis ialah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.  Kalau premis minornya menolak anteseden simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh:  Jika besi dipanaskan, besi akan memuai
               Besi dipanaskan
               Jadi, besi memuai
    
               Jika besi tidsk dipanaskan, besi tidak akan memuai.
               Besi tidak dipanaskan
               Jadi besi tidak akan memuai.
c.        Proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salahsatu alternatif simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:  Dia adalah seorang kiai atau profesor.
               Dia seorng kiai
                Jadi, dia bukan seorang propesor.
   4.      Penalaran Induktif
           Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
a.       Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat ertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat mum.
Contoh:  Jika dipanaskan, besi memuai.
               Jika dipanaskan, tembaga memuai
               Jika dipanaskan, emas memuai.
               Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
b.      Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:  Nina adalah lulusan akademi A
               Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
               Ali adalah lulusan akademi A
               Oleh sebab itu Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
   C.     Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salng berhubungan. Misalnya, tombol ditekan,  akibatnya bel berbunyi. Hhubungan kausal meliputi, hubungan sebab akibat, akibat sebab, akibat akibat. 























BAB 8. UNSUR DASAR PENELITIAN

            Unsur dasar penelitian merupakan bagian terpenting dalam proses penelitian. Kerangka karangan sebagai pendahuluan harus dibuat dalam bentuk proposal sebelum penelitian dilaksanakan. Adapun landasan teori, pengolahan data, dan simpulan dilakukan setelah penelitian dilaksanakan sebelum disidangkan.

   A.   Kerangka karangan
            Proposal penelitian, baik penelitian akademik (skripsi, tesis, dan disertasi) maupun penelitian kompetitif dibuat untuk diseminarkan dalam rangka meyakinkan suatu lembaga atau instansi terkait atau memberi izin penelitian dan menerima atau mengakui hasilnya. Hal – hal yang harus ada dalam proposal adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, prosedur penelitian, atau metodologi dan organisasi kerangka atau sistematika.
Contoh kerangka proposal :
  
   a.       Latar Belakang Masalah
   b.      Batasan dan Rumusan Masalah
1.       Batasan Masalah
2.       Rumusan Masalah
   c.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.       Tujuan Penelitian
2.       Manfaat Penelitian
  d.      Kerangka Berfikir
  e.      Tinjauan Pustaka
   f.        Prosedur Penelitian / Metodologi
    g.       Organisasi atau Sistematika Karangan
 
 
    B.   Bagian Pendahuluan
            Bagian pendahuluan memuat hal – hal yang berhubungan langsung dengan karangan. Bagian pertama dimulai dengan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka berfikir, tinjauan pustaka, metodologi, dan organisasi karangan. Bagian kedua bab landasan teori, ketiga bab pembahasan, dan keempat simpulan.
    1.      Latar belakang masalah
Adalah hal tertentu yang mendorong mahasiswa melakukan penelitian. Pengungkapan latar belakang masalah harus berurutan dari hal – hal yang bersifat umum sampai pada hal – hal yang bersifat khusus. Setelah sampai pada hal – hal yang bersifat khusus penulis harus memunculkan sebuah masalah secara global. Masalah tersebut merupakan topik atau pokok permasalahan dalam karangan tersebut.
    2.      Batasan masalah
Agar tidak melebar masalah penelitian perlu dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi maupun waktu. Selain itu hasilnyapun akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah yang bernafas.
    3.      Identifikasi atau rumusan masalah
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawbannya diperoleh dari hasil analisis data.
    4.      Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian selalu ada dalam penelitian, biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah fenomena tertentu. Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri atas menfaat yang teoritis dan bersifat praktis.
   5.      Kerangka berfikir
Adalah jalan pikiran kita yang berkaitan dengan proses penelitian.
   6.      Tinjauan pustaka
Merupakan unsur yang cukup penting dalam proposal. Tinjauan pustaka itu mengungkapkan penelitian – penelitian sejenis yang teleh dilakukan orang lain. Maksudnya agar kita tidak meneliti masalah yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Kita boleh meneliti subjek atau objek yang sama salkan masalahnya tidak sama.
   7.      Metodologi / prosedur penelitian
Merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam mlaksanakan penelitian. Metodologi menyngkut berbagai hal yang diperlukan dan digunakan selama penelitian berlangsung. Hal tersebut menyangkut : (1) metode yang digunakan dalam penelitian, (2) sumber data, (3) cara mengambil data, (4) cara menganalisis data, dan (5) cara menyimpulkan / membuat simpulan.
   8.      Organisasi atau sisteatika karangan
Organisasi karangan menceritakan sistematika organ – organ karangan. Biasanya organisasi karangan berupa yang dinarasikan, dimulai dari bab pertama sampai simpulan dan saran.

    C.   Landasan Teori, Pengolahan Data, Dan Simpulan
      Tubuh karangan terdiri atas bab-bab dan subbab-subbab serta rincian-rinciannya. Dalam II misalnya, terdapat landasan tioritis yang memuat berbagaiu pendapat dan teori. Teori Dan pendapat itu harus relevan dengan fenomena yang sedang diteliti. Bab III merupakan bab analisis data , yakni tempat semua masalah akan dibahas secara sistematis. Penganalisian dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
1.      Landasan Teori
           Landasan tori diletakkan pada bab dua. Hal-hal yang perlu ditulispada landasan tiori harus sesuai dengan bidang kajian atau fenomena yang sedang diteliti. Agar idak salah memasukkan tiori, kita harus berpedomanpada judul,  topik, masalah, krangka berfikir.
2.      Penganalisian Data
a.       Dengan cara dibahas /dikomentari
Dalam penganalisian data dega cara pembahasan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan: (1) tentukan data yang sesuai dengan masalah penelitian; (2) tntukan jumlah data sesuai dengan sampel yang kita perlukan ; (3)berpedoman pada prtanyaan penelitian.
b.      Dengan cara tabulasi
1.        Data yang diperolehdari hasil penyebaran angket ata wawancara, dianalisisnya perbutir pertanyaan. Apabila empat puluh pertanyaan, kita harus membuat tabel sebanyak empat puluh.
2.        Data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi. Dalam menganalisisdata hasil studi dokumentasi ada beberapa hal yang harus  diperhatikan. (1) kelompokkan dahulu data-data rersebut; (2) berpedoman pada pertanyaan penelitian dan (3) tentukan teori yang akan kita gunakan. Dalam penganalisannya, teori lebih didahulukan, kemudian data dibuat dalam tabel kemudian dikomentari berdsarkan tiori.
3.      Membuat simpulan
Simpulan merupakan bab terakhir yang berisi jawaban-jawaban atas pertanyaan/masalah penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil analisis data. Bagi penelitian yang menggunakan hipotesis, simpulan juga merupakan pembuktian benar atau salahnya hipotesis yang diajukan olehpeneliti berasarkan hasil analisis data. Simpulan harus berpedoman pada pertanyaan penelitian.
        
















BAB 9 : MAKALAH, LAPORAN, SKRIPSI

1.      MAKALAH
Makalah adalah karya tulis yang bersift resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibaca di muka umum dalam suau persidangan yang sering disusun untuk diterbitkan (KBBI,2001:700). Makalah merupakan karya ilmiah yang pemdek dibandingkan karya lainnya.
·         Unsur-unsur karya ilmiah
a.       Halaman sampul
Halaman sampul makalah bertuliskan judul, tempat dan tanggal dipresentasikan, mata kuliah, dosen pembina, nama penulis, nama lembaga, kota  tempat membuat makalah, dan tahun makalah dibuat.
b.      Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi untuk menrik perhatian dan memusatkan pikiran pembaca pada masalah yang dibahas. Pendahuluan terdiri atas latar belmasalah dan masalah
c.       Pembahasan
Yang dibahas pada bgian ini adalah masalah yang muncul berdasarkn latar belakang sesuai dengan topiknya, baik yang diidentifikasikan maupun tidak.
d.      Penutup
Bagian ini terdiri atas usulan –usulan pembahasan atau komentar.
e.       Daftar pustaka/referensi
Daftar pustaka adalah daftar buku yang dirujukkan atau dikutip untuk mendukung pendapat kita, untuk diinformasikan, dan sebagai bahan bahasan.

2.      LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian bertujuan memberitahukan keiatan penelitian mulaidari proses penelitian yang menggunakan metodologi tertentu sampai temuan yang didapatkan. Dalam prosesnya dilakukan pengumpulan data, percobaab-percobaan dan analisis data. Hasil penelitian dilaporkan dalambentuk tulisan berdasarkan t ata tulis yang lazim dan memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Format penelitian ada dua, yakni format bebas dan format tetap . Dalam format laporan bebas jumlah bab serta isi masing-masing bab tidak dibatasi. Format laporan tetap mengikut peraturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi tiap babnya.

3.      SKRIPSI
Skripsi aalah karya ilmiah yang dbuat oleh mahasiswa strata satu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Karya lmiah tersebut berisi prosesdan hasil penelitian studi perpustakaan maupun penelitian lapangan. Agar diakui keilmiahannya, kebenarannya harus dipertanggungajawabkan di depan penguji. Bagian-bagian skripsi sama dengan laporan penelitian lainnya yakn bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup.























BAB 10 : EJAAN BAHASA INDONESIA

A.    PENULISAN EJAAN
   1.      Penulisan Huruf Kapital
·         Huruf kapital dipakai sebagi penanda awal kalimat
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
·         Huruf kapital dipakai dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama tuhan termasuk kata gantinya.
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehorm atan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
·         Huruf kapiatal dsebagai huruf pertama nama orang,
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
·         Huruf kapitalk dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bulan, hari, hari raya,dan peristiwa bersejarah.
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.
   2.       Penulisan Huruf Miring
·         Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
·         Huruf miring dipakai untk menegaskn atau mengkhususkn huruf, bagian kata atau kelompok kata.
   3.      Penulisan kata
·         Kata Yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
·         Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·         Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
·         Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagianummnya ditulis terpisah.
·         Kata ganti ditulis serangkaidengankata yang mengikutinya.
·         Kata depan diulis terpisah dengan kata yang menikutinya.
·         Partikel diulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

   4.      Tanda Baca
·         Tanda titik  dipakai pada akhirr kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,pada akrir singkatan nama orang. Singkatan kata atu ungkapan yang sudah umum. Untukmemisahkan angka jam,menit dan detik yang menunjukkan waktu. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan ratusan pada angka yang tidak menunjukkan jumlah.
·         Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat,dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
·         Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dan setara.
·         Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian atau pemerian.
·         Tanda hubung mnyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
·         Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya

















BAB 11. PENULISAN KUTIPAN DAN CATATAN KAKI

A.    Penulisan kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapatdari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku atau majalah (Keraf,1980: 180). Kutipan digunakan untukmemperkuatatau membuktikanpendapat kita dalam sebuah tulisan.
Prinsip-prinsip mengutip adalah sebagai berikut:
1.      Tidak mengadakan perubahan
2.      Jika ada kesalahan tidakmembetulkannya
3.      Menghilangkan kutipan bisa diawal,diakhir atau satu paragraf

B.     .Cara menggutip
a.       Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
·    Kutipan diintegrasikan langsung dengan teks
·    Jarak antara baris dengan baris dua spasi
·    Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
·    Sebelum kurung ditempatkan nama singkatan atau nama depan pengarang, kemudian didalam kurung ditempatkan tahun terbit, tanda titik dua,dan nomor halaman tempat pendapat seseorang.
b.      Kutipan langsung lebih dariempat baris
·    Kutipan fipisah dari teks dalam jarak dua sertengah spasi
·    Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
·    Kutipan boleh tidak diapit dengan tanda kutip
·    Sebelum kurung ditempatkan nama singkatan atau nama belakang pengarang, kemudian dalam kurung tempatkan tahun terbit , tanda titik dua, dan nomor halaman tepat pendapat seseorang.

C.     Penulisan catatan kaki
Catatan kaki yaitu keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Tujuan pembuatan catatan kaki ialah sebagai berikut:
(1)   menyusun  pembuktian,
(2)   menystakan utang budi
(3)   menyampaikan keterangan tambahan
(4)   merujuk baian lain teks. Dalam penlisan catatan kaki terdapat unsur-unsur  pengarang,judul,daftar pustaka, jilid atau cetakan dalam nomor halaman.

D.    Penulisan Bibliografi atau Daftar Pustaka
Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku dan bahan-bahanpenerbit lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan dari karangan yang digarap (Keraf,1980: 213)
Unsur-unsur bibliografi adalah: nama pengarang, judul buku,data publikasi, untuk artikeldiperlukan untukpencantumn judul artikel,nama majalah,jilid, nomeor dan tahun.
·         Contoh penulisan bibliografi :
1.      Arnof, Mark.1981. Word Formation in Geneative Grammar. Massachussett: The MLT Press.
2.      Johar, Ben. 2005. Terampil Berbahasa Indonesia. Bandung:  Rajaali Pers.
3.      Khairudin, Cecep Wahyu. 2004. Santun berbahasa Indonesia. Semarang: Bengawan Ilmu.
4.      Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.  Cetakan ke 10. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5.      Aziz, Azhari Abdul. 2005. Implikasi Penerapan  KBK (http://www.Makarif-NU.or.id).

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar